Setelah Sultan Muhammad Salahuddin wafat pada tahun 1951, kesultanan Bima seperti lentera kehabisan minyak menunggu padam. Semangat Proklamasi dan perjuangan mengisi kemerdekaan dalam alam Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat kental dan mempengaruhi arah perjalanan sejarah kerajaan dan kesultanan Bima yang telah dibangun sejak abad XIV. Bima kemudian dijadikan daerah Swapraja, Swatantra hingga lahirnya Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah tingkat II di Propinsi Bali, NTB dan NTT. Kesultanan Bima berakhir oleh sejarah itu sendiri. Kini daerah Bima telah dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Kabupaten Bima terletak di ujung timur pulau Sumbawa tepatnya pada posisi 70-30 lintang selatan dan 117-30 bujur timur, Sesuai Data BPS tahun 2012, luas wilayah Kabupaten Bima adalah 437,465 Ha atau 4.394, 38 Km 2 atau sama dengan 22,10% dari wilayah Propinsi NTB, terdiri dari 18 kecamatan, 191 desa dan 419 dusun. Kecamatan Tambora adalah kecamatan terluas yang mencapai 14, 30% luas wilayah Kabupaten Bima. Secara umum topografi Kabupaten Bima berbukit-bukit. Setiap wilayahnya mempunyai topografi yang cukup bervariasi dari datar hingga bergunung-gunung dengan ketinggian antara 0-477,50 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Bima beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek yakni dari bulan Desember sampai dengan Maret. Berdasarkan data kependudukan tahun 2012, penduduk Kabupaten Bima berjumlah 447. 286 jiwa. Kabupaten Bima memiliki 1 (satu) buah pelabuhan laut regional dan 1 (satu) buah pelabuhan ASDP lintas penyeberangan di Kecamatan Sape menuju Pulau Komodo, Labuan Bajo dan Ende Nusa Tenggara Timur serta 12 (dua belas) pelabuhan lokal yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Bima Nomor: 57 Tahun 2006. Pelabuhan regional tersebut berada di kecamatan yang hingga saat ini belum dapat disandari oleh kapal-kapal yang bertonase besar karena dangkal. Selain itu masih terdapat pula satu pelabuhan khusus untuk mengekspor hasil tambang mangan yang letaknya di Desa Laju Kecamatan Langgudu.
Pelayanan jasa angkutan udara dilaksanakan melalui Bandar Udara M. Salahuddin Bima yang merupakan satu-satunya bandar udarayang ada di wilayah Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Bandar Udara M. Salahuddin Bima kini telah mampu melayani pesawat jenis Fokker 26, diantaranya pesawat Merpati dan Trans Nusa. Rute yang dilalui yakni penerbangan dari Bima menuju Mataram, Denpasar, Surabaya dan Jakarta.
Keadaan alamnya yang begitu indah, masyarakatnya yang ramah dan keunikan budaya lokalnya yang beranekaragam serta posisinya yang berada pada jalur segitiga emas daerah tujuan wisata Bali, Tanah Toraja dan Komodo telah menempatkan Kabupaten Bima sebagai daerah yang menyimpan sejuta pesona untuk dikunjungi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Secara garis besar obyek wisata di Kabupaten Bima terbagi kedalam 4 (empat) jenis Wisata, yakni Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Religi / Ziarah dan Wisata Kesenian Tradisional.
Kota Bima terdiri dari lima kecamatan dan memiliki luas wilayah 222,25 km2. Terletak antara 118 41′-118 48′ Bujur Timur dan 8 30 -8 20′ Lintang Selatan. Asakota merupakan kecamatan yang memiliki luas area terbesar, yaitu 69,03 km2 sedangkan Kecamatan Rasanae Barat merupakan kecamatan tersempit dengan luas wilayah hanya 10,14 km2. Jarak antara ibu kota (Raba) dengan pusat Kecamatan berkisar antara 1,20 sampai 6,00 km. Dari tujuh sungai yang ada di Kota Bima, Sungai Lampe merupakan sungai terpanjang dengan panjang 25 km. Berdasarkan data hasil Survei Sosial Ekonomi 2012, jumlah penduduk Kota Bima mencapai 146.308 jiwa. Dengan rincian, laki laki sebanyak 71.911 jiwa dan perempuan sebanyak 74.397 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi telah menyebabkan tingginya jumlah penduduk yang berusia muda.
Kota Bima mempunyai potensi sumber daya alam yang didukung kondisi lahan dan iklim yang cocok untuk pengembangan pertanian. Potensi-potensi yang ada tersebut mendukung program-program yang dikembangkan di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat. Komoditas Utama tanaman pangan kota Bima adalah
Padi, Jagung dan kedelai. Namun seiring perkembangan waktu, perlu dicermati pula penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman dan perumahan. Harus ada kebijakan untuk menetapkan Lahan Abadi Hijau untuk terus mendukung eksistensi pangan di kota Bima.
Letaknya yang berada di pinggir teluk Bima, menjadikan Kota Bima juga memiliki Potensi sektor perikanan dengan keberadaan wilayah pesisir laut yang dimiliki. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2008 mencapai 553,10 ton yang terdiri dari budidaya tambak 508,50 ton, kolam/keramba 43.000 ton. Produk perikanan yang berasal dari penangkapan laut 1.053.10 ton dan perairan umum 11.60 ton. Selain produksi ikan, produksi kelautan lainnya adalah rumput laut dengan luas 5 ha dan produksi rumput laut basah 38,40 ton.
Di bidang perhubungan dan transportasi, Kota Bima memiliki posisi yang strategis dalam pergerakan manusia dan barang, baik yang berskala regional maupun nasional. Pelayanan anan transportasi darat dan laut melayani mobilitas antar pulau. Transportasi darat dengan angkutan Bus melayani route antar kota dalam propinsi dan antar propinsi dengan tujuan kota-kota besar di pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Untuk pelayanan transportasi laut terdapat pelabuhan Bima yang dikelola oleh PT. Pelindo III Cabang Bima dengan route pelayaran antar pulau seperti Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Untuk mewujudkan kota Bima sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, sektor Industri mempunyai peranan penting dalam kegiatan perekonomian. Industri yang ada di Kota Bima merupakan industri kecil dengan jumlah unit usaha sebanyak 768 unit dan menyerap tenaga kerja 1.959 orang. Jumlah industri yang dirinci menurut jenis kerajinan adalah industri kayu sebanyak 228 unit, Logam/Logam mulia sebanyak 113 unit, kain tenun 31 unit, makanan 230 unit, dan lain-lain jenis usaha masyarakat sebanyak 166 unit. Sementara itu jumlah industri Rumah Tangga sebanyak 76 unit dan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.959 orang. (Diadaptasi Dari Buku Profil Daerah Kota Bima oleh Baq pela Kota Bima Tahun 2012)